Kombur Kinantan Kita (3) Merawat Akar Rumput


K3 #3
Sore itu, tempat masih sama, hanya waktu yang berbeda, tapi kombur kita masih tak berubah masih tentang kinantan yang kita banggakan itu.
Setelah berbuka puasa dan sholat maghrib kombur kita mulai berkembang, tema kombur yang diangkat adalah Merawat Akar Rumput. Karena, daun tembakau yang sehat adalah yang terawat sejak akarnya. Untuk mengurai kisah tentang akar rumput, situasi dan kondisi serta aktivitas-aktivitas tim dan suporter merupakan latarbelakang utamanya. Banyak gagasan yang muncul dari kombur tadi, yang menjadi pangkal utama kenapa akar rumput bisa tak terawat karena kurang dipupuk dan disiram sehingga daun tembakau itu terkesan tak hijau lagi padahal aslinya masih tetap hijau.
Begitulah perumpamaanya, tugas suporter adalah sebagai kontrol sosial atas tim. Lalu saat ini bagaimana bisa kondisi yang tak terawat hendak mengontrol tim yang sedang tidak baik baik saja. Diskusi tadi sempat menyinggung soal sosial-budaya yang berkembang di masyarakat Medan, karena karakteristik sosial-budaya juga turut mempengaruhi hegemoni di suatu daerah.
Lalu apa korelasi sosial-budaya dan sepakbola? Menurut hemat kami sepakbola adalah representasi tatanan sosial secara general yang bermuara pada sebuah kesamaan di suatu daerah. Sepakbola telah berkembang sebagai ruang ekspresi di tengah masyarakat. Bicara sepakbola di Medan, Medan adalah PSMS. Kami masih percaya gairah itu masih kuat ketika kata PSMS terdengar, hanya saja saat ini perlu sedikit dirawat, ketika kita telah terawat dengan baik bukan tak mungkin dengan beramai-ramai kita rawat tim kita yang saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Medankan Medanmu
Kami Medan Bung
Medan, 25 Mei 2019

Comments